Perjalanan dari Bandara Lombok Menuju Gili Meno

Perjalanan dari Bandara Lombok Menuju Gili Meno

Alasan memilih Gili Meno sebagai destinasi liburan keluarga

 

Traveling ke Gili Meno pada tahun 2020 lalu adalah perjalanan yang bisa dibilang agak proper untuk dikatakan sebagai liburan keluarga meskipun lagi-lagi memang ada unsur berbau kerjaannya, nggak murni untuk liburan. Ceritanya, kala itu saya sedang mengurus sebuah project di Kabupaten Lombok Barat dan sudah memasuki tahap final. Jadi, selagi masih ada kesempatan berkunjung ke Pulau Seribu Masjid itu, saya sengaja mengajukan izin cuti selesai bertugas di sana dan extend lebih lama untuk menikmati liburan di Gili Meno bersama suami dan anak saya, Halwa. Suami & Halwa pun saya belikan tiket pesawat untuk menyusul saya dari Jakarta ke Pulau Lombok. 

 

Kami memilih Gili Meno karena di antara Trio Gili di Selat Lombok (Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air), Gili Meno adalah pulau terkecil dan penuh ketenangan di antara gili lainnya. Pulau yang menawarkan suasana damai dan tidak terlalu luas wilayahnya ini bisa dikelilingi dalam waktu 1,5 jam menggunakan cidomo (sarana transportasi berbentuk seperti delman). Memang pulau ini merupakan destinasi yang tepat untuk berbulan madu atau sekadar mencari ketenangan. 

Penerbangan Jakarta – Lombok

Siang itu, setelah urusan pekerjaan saya selesai di Kabupaten Lombok Barat, saya bertolak ke arah Bandara Lombok dan singgah di salah satu coffee shop area bandara. Sambil menunggu kedatangan suami dan anak saya dari Jakarta, saya pun membuka laptop dan menyesap es kopi yang sudah saya pesan sebelumnya.

 

Setelah saya pikir ulang, jika ada kesempatan kembali ke Lombok untuk berlibur (terutama jika tujuannya adalah gili), saya akan memilih flight pagi dari Jakarta. Perjalanan Jakarta-Lombok ditempuh kurang lebih 2 jam melalui udara.  Jika melakukan penerbangan di pagi hari, waktu tiba di Bandara Lombok diharapkan sebelum adzan duhur berkumandang sehingga kami masih bisa menikmati kuliner makan siang di Lombok dengan tidak tergesa waktunya.

 

Sekitar pukul 14.00 WITA, suami dan anak saya tiba di Bandara Lombok. Setelah mengambil bagasi, kami pun melakukan perjalanan menuju ke pelabuhan. Di tengah perjalanan, kami sempat singgah di sebuah restoran ayam bakar taliwang untuk menikmati makan siang. Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan penyeberangan. Kami berhenti sebentar di minimarket untuk membeli kebutuhan camilan dan beberapa kebutuhan pokok selama berada di gili karena di gili tidak tersedia minimarket dan harga barang bisa jadi lebih mahal dibanding harga di luar gili. 

Bandara Lombok – Pelabuhan Teluk Nara

 

Perjalanan kami dari Bandara Lombok menuju ke Pelabuhan Teluk Nara memakan waktu sekitar 1.5 jam (tanpa menghitung waktu singgah di beberapa tempat). Kami menyewa mobil langganan yang biasa kami gunakan untuk urusan pekerjaan kantor.

Sebagai informasi, lokasi penyeberangan boat menuju tiga gili bisa dilakukan melalui beberapa pelabuhan:

  • Pelabuhan Bangsal
  • Pelabuhan Teluk Nara
  • Pelabuhan Teluk Kodek

Pelabuhan Bangsal

Pelabuhan ini merupakan pelabuhan utama yang melayani penyeberangan ke trio gili (Gili Meno, Gili Air, dan Gili Trawangan). Jenis boat yang tersedia di sini adalah public boat atau perahu umum. Biasanya, pengunjung harus menunggu penumpang lain hingga perahu mencapai kapasitas penuh untuk berlayar. Tarif penyeberangan dari Pelabuhan Bangsal ke Gili Meno dengan public boat adalah sebesar Rp20.000 per orang. Pembelian tiket penyeberangan bisa dilakukan di loket resmi yang berada di area pelabuhan. 

 

Menurut informasi yang saya peroleh, tersedia juga layanan speed boat (perahu cepat) tetapi harganya jauh lebih mahal daripada public boat. Speed boat dibanderol dengan tarif sekitar 350-450 ribu per sekali jalan. Enaknya menggunakan speed boat adalah kita tidak harus menunggu penumpang lain agar perahu segera berlayar karena sifatnya adalah carter. 

 

Lama waktu penyeberangan dari Pelabuhan Bangsal ke Gili Meno sangat tergantung dari cuaca atau besarnya gelombang air laut. Normalnya, waktu tempuh sekitar 30 menit menggunakan public boat. Penyeberangan ke Gili Meno dibuka setiap hari (Senin-Minggu), dari jam 7 pagi – jam 5 sore.

 

Awalnya kami berencana menyeberang ke Gili Meno lewat Pelabuhan Bangsal menggunakan public boat. Namun, hari itu waktunya tidak memungkinkan karena sudah terlalu sore dan public boat sudah tidak beroperasi (loket sudah tutup).

 

Akhirnya, berdasarkan arahan dari driver, kami pun menuju ke Pelabuhan Teluk Nara.

 

Pelabuhan Teluk Nara

Di sini, moda transportasi yang tersedia adalah fast boat atau private boat untuk menyeberang. Harganya jauh lebih mahal dibanding harga publik boat. Informasi yang sebelumnya kami peroleh, tarif menyeberang sekitar 300-450ribu sekali jalan dan berlaku kelipatannya untuk tarif pulang pergi. Waktu itu kami dapat harga 350ribu per boat.

 

Pelabuhan Teluk Nara memiliki jadwal operasional yang fleksibel, bisa berangkat kapan saja selama sudah melakukan pemesanan tiket, dan operator jasa penyeberangan sedang atau masih buka. 

 

Sore itu, kebetulan tamu yang menyeberang ke Gili Meno hanya kami bertiga. Dengan berteman mendung dan gerimis, kami melakukan penyeberangan ke Gili Meno menggunakan fast boat yang menempuh waktu sekitar 10 menit.

 

Pelabuhan Teluk Nara – Penginapan di Gili Meno

Alhamdulillah perjalanan menyeberang ke Gili Meno berjalan lancar meskipun cuaca kurang mendukung. Tibalah kami di pelabuhan boat di Gili Meno saat hari sudah mulai petang.

 

Untuk menuju ke penginapan kami di Les Villas Ottalia, dari pelabuhan boat kami menggunakan transportasi cidomo (delman). Tarif saat itu adalah 150ribu untuk 3 penumpang.

 

Di Gili Meno ini tidak diperkenankan adanya kendaraan bermotor yang beroperasi sehingga sarana transportasi yang tersedia hanya ada sepeda dan cidomo. Nah, sepeda kayuh/listrik baru kami sewa setelah kami tiba di lokasi penginapan.

 

Terima kasih sudah mengikuti perjalanan kami dari Bandara Lombok menuju ke Gili Meno. Nantikan cerita seru selanjutnya yaaa ketika kami berlibur di Gili Meno.

 

Salam, sobat backpack!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *