Itinerary Liburan ke Gili Meno Lombok bersama Balita. Ngapain Aja selama 4D3N?

Itinerary Liburan ke Gili Meno Lombok bersama Balita. Ngapain Aja selama 4D3N?

  1. Assalamualaykum Sobat Bacpack!

 

Sesuai judulnya, tulisan kali ini akan mengulas perjalanan dan itinerary kami sekeluarga saat berlibur ke Lombok, tepatnya Gili Meno pada tahun 2020 silam. Sebagai gambaran, kami pergi bertiga (saya, suami, dan putri kami yang kala itu masih berusia 3 tahunan) pada bulan Maret 2020, itu tepat banget sebelum Indonesia menerapkan aturan PPKM akibat kasus Covid.

 

Well, langsung saja yuk baca ringkasan aktivitas kami selama berlibur ke Lombok.

#Hari Pertama di Gili Meno 

 

Suami dan anak saya tiba di Bandara Lombok sekitar pukul 13.30 WITA. Saya yang sudah lebih dulu berada di Lombok pun menjemput mereka di bandara. 

 

Kebetulan kami melihat ada loket Tourist Information Center di area bandara. Jadi, kami mampir sebentar untuk menanyakan beberapa hal terkait rencana kami liburan ke Gili Meno.

 

 

Kami pun membeli paket snorkeling di Tourist Information Center seharga 700k untuk berdua, yaitu saya dan suami (anak saya nggak ikut snorkeling). Btw, kalau kalian mau snorkeling sebaiknya browsing dulu deh harga paket snorkeling, fasilitas, dan tempat pembeliannya sebelum memutuskan untuk membeli tiketnya. Menurut kami, harga yang kami dapatkan itu kemahalan deh. Hehehe. 

 

Lanjut ya! Karena kami sudah makan siang (suami dan anak sudah makan siang di pesawat, saya pun sudah makan siang sebelum ke bandara), jadi kami langsung saja melanjutkan perjalanan ke Gili Meno.

 

Kami sempat mampir ke minimarket untuk membeli camilan, air mineral, dan roti-rotian. Karena Gili Meno ini pulau terpencil, jadi harga-harga makanan pastilah lebih mahal dibanding jika kita beli di area perkotaan. Jadi, kami sengaja membeli camilan lebih banyak untuk persiapan mengisi perut saat di penginapan nanti. 

 

Btw, awalnya kami mau menyeberang ke Gili Meno lewat Pelabuhan Bangsal karena di sana tersedia slow boat (public boat) yang harga tiketnya lebih murah yaitu sekitar 20 ribuan per orang.

 

Namun, karena kami kesorean, akhirnya kami putuskan untuk ke Pelabuhan Nara saja. Naik privat boat. Harganya memang jauuuh lebih mahal, tapi kami berhasil menawar di harga 300ribu/boat. Tapi mau bagaimana lagi, nggak ada opsi lain sore itu.

 

Perjalanan dari Pelabuhan Nara ke Gili Meno ditempuh dalam waktu 10 menit saja dengan speed boat. 

 

Setibanya kami di Gili Meno yaitu pukul 16.50 WITA, tak berapa lama ada cidomo yang menjemput kami dan mengantarkan kami ke penginapan. Harga cidomo per sekali antar saat itu adalah 100 ribu. 

 

 

Sampai di penginapan sekitar pukul 17.00 WITA, kami menuju ke resepsionis untuk check in. Kami pun diantar menuju ke bungalow tempat kami menginap. Staf hotel mengantarkan welcome drink berupa orange juice segar ke kamar kami.

 

Karena kami merasa lelah selama di perjalanan, malam itu kami memutuskan tidak pergi kemana-mana. Untuk makan malam, kami hanya makan bekal yang kami bawa. 

 

#Hari ke-Dua di Gili Meno 

 

Saking lelahnya, kami tidur terlalu pulas. Apalagi suasana mendukung banget untuk rebahan. Pokoknya sepi dan tenang banget deh di sana karena nggak ada suara kendaraan bermotor. Malam hari hanya terdengar bunyi hewan-hewan malam saling bersahutan, sedangkan paginya kami disambut dengan kicauan burung. Nyamaaan sekali untuk bermalasan.

 

Suami saya bersemangat banget bangun pagi untuk hunting sunrise di tepi pantai. Katanya, sayang saja kalau lagi liburan begini cuma dipakai buat rebahan. 

 

Akhirnya kami pergi berjalan kaki dari penginapan pukul 05.15 WITA menuju ke pantai terdekat. Suasana Gili Meno di pagi hari terasa sejuk. Sepanjang jalan banyak ditemukan jejeran pepohonan hijau nan rindang.

 

 

Alhamdulillah meskipun agak kesiangan, tapi kami sempat menyaksikan matahari terbit. Kami juga sempat bermain air laut yang masih surut di pagi hari.

 

Kami melanjutkan perjalanan menuju penginapan, tapi kami sengaja mengambil rute jalan yang berbeda. Kami menyusuri tepi pantai, melihat resort-resort di sepanjang garis pantai. Sesekali kami berhenti untuk bermain ayunan milik resort dan berfoto. Cekrek!

 

 

Okay, lanjut perjalanan pulang ke penginapan. Putri kami sudah lesu dan lelah berjalan. Akhirnya suami menggendongnya deh.

 

Sepanjang perjalanan pulang, kami tak sengaja menemukan lokasi ATM. Wah kebetulan sekali. Memang di pulau ini lebih banyak menerima pembayaran secara cash sehingga keberadaan ATM sangat penting.

 

Sesampainya di penginapan, kami langsung menuju ke restoran untuk sarapan pagi. 

 

Kami sekaligus menanyakan ke resepsionis tentang penyewaan sepeda. Mereka membantu menyediakan 2 sepeda kayuh yang ada keranjang dan boncengan belakang untuk kami. Harga sewa sepeda ini  50ribu/sepeda/hari. 

 

Setelah mengamankan sepeda, sebenarnya hanya kami parkirkan saja di lokasi dekat restoran, kami pun menuju ke kamar untuk beristirahat dan membersihkan badan. 

 

Menuju jam makan siang, tepatnya pukul 11.00 WITA, kami baru keluar dari sarang (haha). 

 

Hendak ke mana kami?

 

Yess.. ke tepi pantai lagi! Siang hari yang terik justru kami manfaatkan untuk berwisata ke pantai, bermain pasir putih, sembari berfoto. Tak lupa kami memesan air kelapa muda yang disajikan langsung dari batok kelapanya. Segarrrrr sekali!

 

Setelah puas berpanas-panasan ria di pantai, kami melanjutkan perjalanan dengan sepeda ke arah pelabuhan. 

 

Tujuan kami adalah mencari tempat makan. Akhirnya kami singgah di salah satu resto yang menyediakan menu western. 

 

Kami mengambil posisi duduk di balai-balai tepi pantai agar bisa makan sambil menikmati pemandangan laut dan jejeran boat yang tertambat di pelabuhan.

 

Setelah ashar, kami pun kembali ke penginapan untuk beristirahat sejenak. Sambil beristirahat, kami browsing tempat makan malam yang sekiranya tidak jauh dari hotel kami. 

 

Malam harinya kami memutuskan makan di Mahayama Restaurant yang jaraknya bisa ditempuh sekitar 10 menitan dari hotel.

 

Kami berangkat selepas magrib. Setibanya di Mahayama Restaurant, kami memesan makanan dan menikmatinya di tepi pantai. 

 

Ups! Saking asyiknya menikmati suasana Gili Meno di malam hari, kami lupa bahwa seharusnya kami tidak pergi terlalu larut. Gili Meno di jam 8 malam sudah mulai sepi.

 

Kami kembali ke hotel sekitar jam 9 malam. Menelusuri jalanan berpasir tanpa penerangan cukup membuat saya agak was-was dalam berkendara sepeda. 

 

Suasana gelap, terdengar deburan ombak laut, dan kayuhan sepeda terasa lebih berat karena melewati pasir-pasir laut. 

 

#Hari ke-Tiga di Gili Meno 

 

Jadwal kami di hari ke-tiga berada di Gili Meno adalah snorkeling. 

 

Selesai sarapan, kami menuju meeting point tempat kami akan dijemput oleh boatman yang akan menemani kami snorkeling.

 

Cuaca cukup cerah pagi itu, sekitar pukul 09.00 WITA, boat datang menjemput kami. 

 

Untuk cerita lengkap tentang snorkeling ini bisa dilihat di sini ya:

Pengalaman Snorkeling di Gili Meno bersama Balita

 

Kami selesai snorkeling dan kembali merapat ke Gili Meno sekitar pukul 13.00.

 

Karena lelah beraktivitas, kami pun kembali ke penginapan untuk bersih-bersih badan dan beristirahat.

 

Sore harinya, setelah energi kami pulih kembali, kami lanjut bersepeda. Tujuan kami adalah menuju ke tempat penangkaran penyu, hutan mangrove, dan mencari tempat untuk makan malam.

 

Bersepeda sembari singgah ke penangkaran penyu

 

Hutan Mangrove

 

Well, menjelang malam kami sudah tiba di hotel. Apa yang selanjutnya kami lakukan?

 

Berenang! Selama di hotel, kami belum memanfaatkan private swimming pool yang ada di depan kamar hotel kami. Jadi, dalam suasana gerimis pun, kami jabanin nyebur ke kolam renang.

 

Air kolam terasa hangat di badan kami membuat kami betah berlama-lama berendam di dalamnya. 

 

Tak lupa setelah itu kami packing karena keesokan paginya kami akan check out dan pulang ke Jakarta. 

 

#Hari ke-Empat di Gili Meno 

Hari masih terlalu pagi, tapi kami sudah bersiap untuk sarapan dan check out.

 

Kami harus tiba di pelabuhan sebelum pukul 07.00 agar kami bisa mendapat jadwal penyeberangan boat paling pagi.

 

Kali itu, karena sudah lebih terencana, kami berniat menggunakan public slow boat yang harga tiketnya jauuuh lebih murah dibanding harga tiket private boat. 

 

Kami dibantu pihak hotel untuk memesan cidomo yang akan mengantarkan kami dari hotel menuju ke pelabuhan.

 

Setibanya di pelabuhan, tanpa mengantri lama, kami pun sudah memegang tiket boat dan hanya dalam hitungan menit kami sudah berada di dalam boat.

 

Suasana boat ramai dipadati wisatawan yang akan menyeberang pulau, penduduk yang akan berniaga ke pasar, atau anak-anak yang akan berangkat sekolah. Ah menarik sekali pemandangan pagi itu bisa melihat sisi kehidupan orang-orang yang ada di sana. 

 

Sesaampainya di pelabuhan, kami dijemput oleh driver dan kami melanjutkan perjalanan menuju ke Bandara Lombok.

 

Beberapa tempat sempat kami singgahi dalam perjalanan menuju bandara, antara lain pantai di Senggigi, Rumah Hantu, Restaurant Ayam Taliwang Irama 3, Toko Oleh-oleh Sasaku, dan Toko Mutiara Sinar Abadi.

 

 

Sekian itinerary perjalanan liburan kami ke Gili Meno Lombok. Sampai jumpa di perjalanan selanjutnya:)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *