
Aktivitas Seru bareng Balita saat Liburan di Gili Meno Lombok
Hamparan pasir putih, birunya lautan, diiringi gemericik ombak yang tenang adalah tujuan utama yang ingin kami dapatkan ketika berada di Gili Meno.
Gili Meno adalah pulau kecil yang menawarkan kedamaian karena berada jauh dari riuhnya perkotaan. Banyak orang bilang, pulau ini romantis sehingga cocok untuk berbulan madu.

Lain mereka, lain pula kami. Backpacker family yang beranggotakan 3 orang ini, menyambangi Gili Meno bukan untuk berbulan madu, melainkan untuk menjauh sejenak dari rutinitas seraya menyatu dengan alam.
Kami, saya dan suami, membawa serta putri kami yang masih berusia 3 tahun kala itu untuk berlibur ke Gili Meno.
Aktivitas apa saja yang bisa kami lakukan selama berada di Gili Meno? Barangkali kamu yang juga berencana bertandang ke Gili Meno ingin membawa anak-anak, berikut ini kegiatan yang sempat kami abadikan selama berada di Gili Meno.
1. Menikmati Sunrise di Gili Meno
Pagi pertama kami di Gili Meno, agaknya kami bangun kesiangan. Padahal ingin sekali kami menyaksikan matahari terbit di tepi pantai.
Meskipun masih terasa lelah perjalanan kemarin, kami tetap bersemangat mengawali hari di pulau yang indah nan damai itu.
Bermodal google maps, kami berjalan kaki menuju ke tepi pantai yang terdekat dari penginapan. Suami menjadi kompas sembari menggendong putri kecil kami yang masih berusia 3,5 tahun. Dari penginapan kami di Les Villas Ottalia menuju ke pantai berjarak sekitar 1 km ditempuh dalam waktu 10-15 menit.

Jalan kaki tidak terasa jauh karena sepanjang perjalanan kami dimanjakan dengan pemandangan khas di desa dan pepohonan lebat yang menghijau sehingga udara terasa amat sejuk.
Jika ingin melihat mentari terbit dari titik terjelas, semestinya kami menuju ke Jetty Bar yang terletak di sisi timur gili (tidak jauh dari Karma Reef Resort). Di lokasi itu pula tempat penurunan penumpang yang datang ke Gili Meno menggunakan speed boat.
Tapi dari titik kami menyaksikan sunrise di tepi pantai ini pun tetap terlihat indah.

2. Bermain Air Laut
Saat menyaksikan sunrise di pantai, air laut di pagi hari masih surut sehingga kami berani untuk berjalan agak jauh ke tengah laut.

Air lautnya pun cukup jernih sehingga kami bisa melihat biota laut seperti rumput-rumput atau hewan yang sebelumnya belum pernah kami lihat.

3. Menyusuri Tepi Pantai
Setelah puas melihat matahari terbit, kami melanjutkan berjalan pagi menyusuri tepian pantai.
Tujuan kami adalah kembali ke penginapan, tapi kami sengaja mencari rute jalan yang berbeda dari rute jalan saat berangkat tadi.
Kalau sedang bepergian bersama balita untuk berwisata alam seperti ini, penting banget untuk bawa gendongan ya Moms….. Jadi, kalau anak lelah di perjalanan, bisa langsung kita gendong.

Sepanjang jalan menuju penginapan, kami sangat menikmati pemandangan perkampungan di Gili Meno yang masih asri, alami, dan tanpa polusi.

4. Naik Ayunan dan Berfoto
Sembari menyusuri tepian pantai, kita bisa melihat resort-resort megah yang menghadap langsung ke arah laut.
Saya berharap banget suatu saat nanti bisa kembali ke gili ini dan menginap di salah satu resort yang ketika saya membuka jendela kamar di pagi hari langsung bisa melihat deburan ombak laut.
Resort ini biasanya menyediakan bangku untuk sunbathing dan juga ayunan yang bisa dijadikan tempat berfoto.


5. Bermain Pasir Laut
Anak-anak suka banget bermain pasir, begitu juga dengan Halwa. Kalau sudah ketemu pasir, dia akan anteng bermain sampai puas.
Jadi, meskipun di Gili Meno ini tidak ada playground dan hiburan ala anak perkotaan lainnya, cukup dengan bermain pasir laut pun bisa menjadi hiburan tersendiri.

Sembari mengawasi anak bermain pasir laut, kami pun menikmati minuman segar kelapa muda yang banyak dijual oleh penduduk setempat.

6. Bersepeda Keliling Pulau
Gili Meno adalah pulau dengan luas daratan terkecil dibandingkan Gili Trawangan dan Gili Air. Untuk berkeliling pulau ini, hanya diperlukan waktu sekitar 1,5 – 2 jam menggunakan sepeda atau cidomo (delman).
Pulau yang sangat tenang, nyaman, dan jauh dari hingar bingar modernisasi kota ini menawarkan udara yang bersih dan bebas dari polusi. Ya, di pulau ini tidak ditemui kendaraan bermotor sama sekali. Warganya sendiri juga tidak diizinkan memiliki kendaraan bermotor demi menjaga udara bersih.
Kehidupan tanpa kendaraan bermotor inilah yang justru menjadi daya tarik para wisatawan. Sarana transportasi yang tersedia hanyalah cidomo (delman), sepeda, atau jalan kaki.

Selama berkeliling pulau menggunakan sepeda, kita bisa singgah di beberapa lokasi. Wisatawan bisa mengunjungi hutan mangrove, danau, penangkaran penyu dan taman burung, juga menikmati hidangan seafood di warung-warung tepi pantai.

Sepeda bisa disewa di lokasi penginapan atau di rumah warga. Informasi tentang tempat menyewa sepeda bisa kita peroleh dari resepsionis hotel atau sesama wisatawan. Waktu itu, kami menyewa 2 buah sepeda kayuh untuk saya dan suami selama 2 hari dengan harga 100k/sepeda (ini untuk 2 hari ya, jadi sewa hariannya 50k/sepeda).
7. Snorkeling di Gili Meno
Laut di Gili Meno yang jernih dan bersih menjadi tujuan para wisatawan untuk snorkeling dan diving. Terumbu karang dan biota lautnya tampak indah.
Keunikan lainnya di perairan Gili Meno yaitu adanya titik Gili Meno Wall. Penyu-penyu biasanya berenang di lokasi ini sejak pagi hingga sore hari. Wisatawan pecinta olahraga air pasti suka berada di sini. Jika sedang beruntung, kita bisa berenang bersama penyu berukuran besar saat snorkeling.
Saya dan suami membeli paket untuk snorkeling explore gili. Anak kami, Halwa, waktu itu kami bujuk rayu agar dia mau menunggu kami di boat selama kami snorkeling. Awalnya dia menangis rewel nggak mau ditinggal. Tapi alhamdulillah akhirnya dia mau menurut. Kebetulan di boat yang kami tumpangi hanya ada kami bertiga, tanpa wisatawan lain. Jadi, kami berasa naik private boat saja kala itu.
Saat snorkeling, kami tak hentinya mengucap syukur melihat panorama bawah laut yang indah. Kami pun beruntung saat itu karena bertemu dengan beberapa penyu besar dan berenang bersama. Sayang sekali kami nggak mempersiapkan kamera bawah laut dan agen tour juga tidak menyediakan fasilitas itu. Jadi, kami tidak punya dokumentasi saat berada di bawah laut.
Baca juga: Pengalaman Snorkeling di Gili Meno dengan Anak Balita
8. Menikmati Seafood di Tepi Pantai
Sejujurnya, niat utama kami liburan ke Gili Meno adalah untuk menebus masa bulan madu yang tertunda bertahun-tahun meskipun berliburnya tetap sambil bawa anak. Hehehe.
Kami melakukan ala-ala romantic dinner di Mahamaya Restaurant and Bar. Berlokasi di tepi pantai, restoran ini memang cocok untuk pasangan yang mencari suasana romantis.

Baca juga: Menikmati Dinner Romantis di Gili Meno
Menu makanan yang ditawarkan beragam, mulai dari makanan khas Eropa, Asia, maupun menu lokal. Kami sendiri mengincar hidangan seafood supaya ambience makan di tepi pantai lebih terasa. Hehehe.
Pada kesempatan lainnya, kami juga tak bosan-bosannya mencari wisata kuliner seafood yang bisa dinikmati di pinggir pantai. Kali itu kami mencoba memesan makanan di Warung Sasak setelah kami lelah bersepeda berkeliling pulau.



Di Warung ini, lokasinya tepat sekali berada di bibir pantai. Sembari menanti makanan dihidangkan, kami bisa duduk bersantai di bean bag yang telah disiapkan di pinggir pantai. Halwa ngapain? Tentu saja dia asyik bermain pasir.


Kami berada di warung ini hingga petang. Bahkan, kami sempat menikmati gemerlap lampu yang berkelip di kejauhan.

9. Berkunjung ke Penangkaran Penyu
Gili Islands dikenal dengan sebutan “Turtles capital of the world” karena di pulau ini terdapat banyak sekali penyu berenang. Wilayah gili merupakan lokasi penting untuk konservasi penyu.
Untuk menjaga populasi penyu, di Gili Meno terdapat pusat penangkaran untuk melindungi telur dan anak penyu sebelum kembali dilepas ke lautan. Wisatawan bisa ikut mengunjungi turtle sanctuary sambil berdonasi.

Kami berkunjung ke Sanctuary Gili Meno atau pusat penangkaran penyu sambil mengedukasi putri kami mengenai pentingnya melestarikan populasi penyu di dunia ini.

10. Singgah ke Hutan Mangrove
Kawasan Ekowisata Mangrove Gili Meno dikelilingi oleh pepohonan hijau nan rindang. Di tengahnya terdapat Danau Meno atau Danau Air Asin atau Danau Garam.

Katanya, dulu kawasan ini adalah tempat konservasi garam tapi saat ini sudah tidak difungsikan lagi.
Berbagai macam spesies burung sering singgah di kawasan ini. Tetapi, saat kami mengunjungi danau ini, kami nggak terlalu ngeh dengan keberadaan burung – burung ini. Atau mungkin karena kami tiba di sana saat hari sudah menjelang sore sehingga tidak nampak burung-burung itu.
Di lokasi hutan mangrove ini terdapat jembatan kayu yang panjang untuk para wisatawan berkeliling menikmati sejuknya hutan bakau.
Saat kami ke sana, sayangnya ada bagian jembatan yang sudah lapuk dan roboh sehingga tidak bisa dilewati.

Jadi, kami hanya mampir sejenak, berfoto di jembatan, lalu melanjutkan perjalanan dengan sepeda kayuh.
Well, sekian dulu ya ringkasan aktivitas seruuu selama berlibur di Gili Meno Lombok bersama anak balita.
Semoga bermanfaat!
Referensi:
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170521112508-269-216176/keliling-gili-meno-surga-tersembunyi-nan-romantis-di-lombok.
https://travel.okezone.com/read/2020/06/29/406/2238078/asyiknya-mengunjungi-anak-anak-penyu-di-pusat-penangkaran-di-gili-meno